Pameran Sinergi Kreatif Kabupaten Bantul Menjadi Kreatif Dunia Dapat Meningkatkan Pemasaran Batik Berkah Lestari?

 

Batik merupakan kesenian unik yang ada sejak zaman kerajaan. Batik ini terbuat dari kain mori yang dilukis dengan lilin (malam) menggunakan canting memuat motif – motif yang bernilai tinggi. Awalnya batik hanya digunakan oleh orang – orang kerajaan beserta pengikutnya saja. Lambat laun batik juga menjadi kebutuhan sandang abdi dalem yang menjaga makam raja. Namun sekarang ini baik sudah dikenakan oleh masyarakat luas bahkan batik ini sudah menjadi warisan budaya dunia milik Indonesia yang telah ditetapkan UNESCO

Dalam sejarah yang ada, Dukuh Karangkulon sendiri merupakan salah satu sentra kerajinan batik di Desa Wukirsari. Sekitar tahun 1780an yang bermula dari kebutuhan sandang untuk abdi dalem yang menjaga Makam Raja Imogiri. Mulai sejak saat itu budaya membatik ada di Dukuh Karangkulon dan hal ini dapat menjadi salah satu daya tarik wisata serta bentuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Dukuh karangkulon.

Berkah Lestari merupakan pelopor kelompok batik pertama yang ada di Dusun Karangkulon. Berkah Lestari ini pencetus berdirinya 5 kelompok batik di lain wilayah Karangkulon, yaitu Sungsang, Sari Sumekar, Kusumo, Bima Sakti, dan Sri Kuncoro. Pembatik di Berkah Lestari di Dusun KarangKulon ini beranggotakan 50 perempuan yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga. Adanya kelompok batik Berkah Lestari sendiri berdiri pasca gempa Jogja 2006 yang diberi fasilitasi oleh Dompet Dhuafa berupa bangunan sederhana dan peralatan membatik. Namun dalam hal ini tidak ada ketikatan lebih lanjut dengan LSM tersebut.

Biasanya motif yang dibuat oleh pembatik Berkah Lestari ini lebih pada motif klasik Keraton Yogyakarta, motif modern, dan kombinasi motif klasik dan modern tergantung permintaan dari konsumen. Warna dari batik di berkah lestari ini juga lebih ke warna gelap, seperti warna – warna keraton. Untuk harga kain batiknya sendiri dikisar antara 500 ribu sampai jutaan rupiah tergantung pada kusiltan motif dan proses perwarnaannya. Kalau untuk prodruk tas dan baju itu berkisar dari 200 sampai satu jutaan. Biasanya memang batik tulis lebih jauh mahal dibanding batik cetak, dan daya beli pun mempengaruhi sesuai kuantitas. Dalam hal ini yang menjadi tantangan berat untuk melestarikan batik tulis. Masyarakat lebih banyak mengonsumsi batik cetak yang harganya lebih murah dan bisa dapat banyak, dibanding batik tulis meski kualitas lebih bagus namun kuantitas barang sedikit yang mereka peroleh. Dalam hal ini menjadi tantangan bagi pembatik dan juga pemerintah, bagaimana batik ini tetap eksis sesuai perkembangan zaman. 

Arus globalisasi terus berjalan mengkuti zaman, untuk melestarikan batik berserta kesenian lainnya, Pemerintah Kabupaten Bantul berupaya meningkatkan UMKM melalui pameran kreatif Bantul yang diselenggarakan diAtrium Malioboro Mall Yogyakarta. Pameran ini diselenggarakan selama 3 hari sampai dengan tanggal 31 Juli 2022. Ada 26 stand UMKM yang berpartisipasi dari 17 Kapanewon se Kabupaten Bantul dengan berbagai bidang kerajinan serta fashion. Malioboro Mall Yogyakarta dipilih sebagai sarana yang tepat dikarenakan sebagai pusat sasaran belanja wisatawan. Dalam pameran ini ditujukan untuk mewujudkan kreatif Bantul menjadi kreatif bertaraf dunia yang menargetkan agar Bantul memiliki brand tersendiri ala UNESCO di pasar Internasional.

Salah satu stand yang ikut berpartisipasi ialah Batik Berkah Lestari sebagai perwakilan kreatif Kapanewon Imogiri. Batik Berkah Lestari ini berada di Dusun Karang Kulon, Kalurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Upaya ini salah satu media selain media social untuk mempromosikan hasil dari batik Berkah Lestari. Dalam pameran ini diadakannya fashionshow batik dari masing - masing kapanewon yang ada di Kabupaten Bantul untuk memikat daya Tarik konsumen lokal maupun turis yang berbelanja di pusat Malioboro Mall Yogyakarta. Dalam pameran ini juga dimeriahkan oleh miss Bantul yang ikut memberi support untuk para UMKM.

Pada pameran yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bantul ini Imogiri menjual 2 kesenian yakni Batik Berkah lestari dan Wayang, yang mana panitia menyediakan rekapan penjualan setiap harinya selama tiga hari berlangsung. Setiap hari rekapan tersebut diambil oleh panitia yang bertugas, hal ini untuk mengetahui tingkat daya beli konsumen selama berlangsungnya pameran Sinergi Kreatif Kabupaten Bantul Menjadi Kreatif Dunia.



Sayangnya di stand Kapanewon Imogiri pada Batik Berkah Lestari selama tiga hari tersebut belum membuahkan hasil yang diharapkan. Tidak ada barang yang terjual di Batik Berkah Lestari menjadi catatan penting dalam pemasaran yang harus ditingkatkan lagi. Batik ini memang lebih menonjolkan motif klasik dan lebih menjual kain batiknya saja. Seharusnya kain batik lebih di kreasikan lagi ke berbagai desain baju yang modern sesuai perkembangan zaman, tidak hanya baju full motif batik namun dikreasikan dengan bahan lain. Karena harga jual yang tinggi mempengaruhi daya beli masyarakat, maka jika batik tersebut dikreasikan menjadi baju dengan di ambil beberapa potongan batik saja, selain mengurangi pembuatan batik dari baju itu sendiri, juga mengurangi harga dan konsumen dapat membelinya dengan harga terjangkau. Para pembatik juga lebih meningkatkan kreativitas terkait desain, supaya kedepanya desain dapat mengikuti trend.

Dalam hal pemasaran, walau Batik Berkah Lestari ini sudah memiliki e-Commerce melalui WhatsApp, Instagram serta memiliki Blog pribadi juga belum dapat mengoptimalkan pemasaran karena persaingan dengan kemajuan kapanewon yang lain bahkan daerah lain di Indonesia. Untuk karenanya para pembatik harus sering mengikuti seminar atau workshop terkait teknik pemasaran serta trand desain – desain batik yang dapat dikolaborasikan, sehingga motif batik dapat mengikuti jaman dan tidak kalah saing dengan yang lain.

Harapan untuk Batik Berkah Lestari ini sesuai dengan visi misinya, namun bukan hanya produknya dikenal luas melaikan juga banyak konsumennya. Jika banyak konsumennya, dapat juga melestarikan batik itu sendiri dan mengangkat perekonomian perempuan pembatik di Dusun Karangkulon khusunya di Berkah Lestari.


Penulis Artikel Opini: Esti Oktaviyani (KKN MIT Kelompok 65)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan ke Makam Raja-Raja Imogiri

BATIK DAN GURAH PENINGKAT SEKTOR PARIWISATA IMOGIRI

Karangkulon Gelar Majemukan