Karangkulon Gelar Majemukan


Yogyakarta - Merayakan Hasil Panen, Warga Karagkulon melaksanakan tradisi Majemukan yang biasanya dilakukan satu tahun sekali.

Majemukan di ikuti oleh warga karangkulon mulai dari RT 1 sampai RT 9, Tidak hanya itu, jajaran elit Dusun pun menghadiri acara tersebut, mulai dari kepala Dukuh beserta istrinya, para ketua RT, para kader, dan para pemuda. Acara tersebut juga dihadiri oleh tamu undangan dari pemerintah Kabupaten Bantul, Budayawan, serta Mahasiswa/i KKN UIN Walisongo Semarang.

Kegiatan dimulai setelah sholat isya’ berjamaah, acara diawali dengan pembukaan di depan masjid Ar-Rahmani di lingkungan pondok pesantren Ar-Ramly serta doa yang dipimpin oleh Abah Yai Ahmad Zabidi Marzuqi Lc. Setelah doa bersama kemudian Para pemuda menggotong Gunungan Sayur dan Gunungan Tumpeng ke Balai Dusun diiringi dengan sholawat dan lagu-lagu khas Jawa yang dilantunkan oleh Tim Drum Band Dusun Karangkulon. Setelah itu dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, walikutuban, dan berdoa bersama dengan harapan mendapatkan barokah dari acara tersebut, kemudia panitia membagi-bagikan sayuran dan nasi tumpeng kepada masyarakat.

Bahtiar selaku ketua pemuda karangtaruna mengatakan “manfaat dari majemuk itu sendiri sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas limpahan nikmat yang diberikan. Terutama nikmat panen. Selain itu sebagai wadah bersatunya seluruh elemen dari masyrakat karangkulon baik dari anak-anak, pemuda, orang dewasa dan lainsia. Dan yang paling penting adalah memanjatkan sholawat baik hadroh, rodad, maupun sholawat jawa kepada kanjeng nabi Muhammad sehingga kita semakin yakin terhadap syafaat Rasulullah SAW”, Ucapannya. 

Hal ini pun di jelasakan pula oleh Syukron selaku ketua pemuda PERSADA ia mengatakan “ manfaat dari majemukan tentunya meningkatkan rasa persaudaraan, persatuan, dan kekompakan masyarakat, majemukan juga merupakan perwujudan syukur atas nikmat dari Allah. jadi sudah sepantasnya masyarakat saling berbagi dan bersama-sama menikmati kebahagiaan. Selain itu, seni dan budaya yang ada di masyarakat tetap lestari, seperti tarian mudo palupi dan sholawat rodad” katanya.

Syukron berharap dengan adanya kegiatan majemukan, masyarakat dapat guyup rukun dan istiqomah menjaga tradisi baik yang ada di masyarakat, dalam hal ini pun juga di tuturkan oleh Fuad salah satu anggota PERSADA harapannya semoga dengan adanya majemukan ini masyarakat lebih bersyukur atas seberapapun hasil panen yang didapatkan, serta lebih guyup rukun, damai dan meningkatnya kualitas diri.

Sama halnya yang di rasakan oleh salah satu Mahasiswi KKN UIN Walisongo Semarang, Kania Sekar Ayuni mengatakan “kata yang pertama kali kelura dari mulut saya adalah menakjubkan karena baru pertama kali ini saya menyaksikan secara langsung kegiatan tradsional dari dusun karangkulon ini, yang dimana kegiatan ini telah dilakukan secara turun temurun dan masih dilestarikan hingga saat ini, dari mulai gunungan sayur dan buah, tumpeng yang di buat secara gotong-royong, hingga sholawat yang di iringi dengan tarian, serta masyarakat yang mengikuti dan mensuport acara majemukan ini dengan begitu antusias”.



Penulis: Tegar Setiawan (KKN MIT Kelompok 65)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kunjungan ke Makam Raja-Raja Imogiri

BATIK DAN GURAH PENINGKAT SEKTOR PARIWISATA IMOGIRI